
Kab. Tuban (Humas) – Masih dalam rangka rangkaian memperingati Hari Santri 2025, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tuban melalui Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban menggelar Workshop Pesantren Ramah Anak, Kamis (30/10/2025). Kegiatan yang berlangsung di Gedung Korpri Pemkab Tuban ini diikuti oleh 100 pimpinan pondok pesantren se-Kabupaten Tuban.
Workshop dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban, Budi Wiyana. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi upaya kolaboratif lintas lembaga dalam mewujudkan pesantren yang aman, nyaman, dan ramah bagi santri. “Pesantren memiliki peran penting dalam pembentukan karakter generasi bangsa, karena itu, menciptakan lingkungan yang ramah anak merupakan tanggung jawab bersama,” ujar Budi Wiyana.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tuban, Umi Kulsum, turut memberikan materi dengan tema “Pesantren Ramah Anak”. Ia menekankan pentingnya kesadaran para pengasuh dan pimpinan pesantren terhadap hak-hak anak, termasuk hak atas perlindungan, pendidikan yang layak, serta lingkungan yang bebas dari kekerasan. Hal ini sesuai dengan KMA no 91 tahun 2025 dan Kep. Dirjen Pendis No 1262 tentang Juknis Pengasuhan Ramah Anak di Pesantren.
Program ini bertujuan untuk menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam terbesar di Indonesia khususnya di Kabupaten Tuban yang berlandaskan nilai agama kuat dan memperhatikan hak-hak anak. “Selain itu, program ini juga berupaya menciptakan standar pesantren yang ideal dan nyaman bagi tumbuh kembang anak,” ujar Umi.
Pesantren diharapkan menjadi model pendidikan yang memperhatikan hak-hak anak dan berperan aktif dalam pendidikan ramah anak.
“Standar pesantren yang ideal meliputi lingkungan yang bebas kekerasan dan diskriminasi, bersih, sehat, hijau, inklusif, dan nyaman, selain itu lulusan pesantren diharapkan menjadi generasi yang cerdas, religius, berakhlak mulia, tangguh, dan siap menghadapi tantangan global,” lanjut Umi.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tuban, Sri Rahayu, turut memperkuat kegiatan dengan menyampaikan materi bertajuk “Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual di Lingkungan Pesantren”. Ia mengajak seluruh peserta untuk aktif dalam membangun sistem pencegahan sejak dini di lembaga masing-masing. Narasumber ke tiga oleh Fasilitator Nasional Bekti Prastiani, Lembaga Layanan PHA (Pemenuhan Hak Anak) Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA).
Di hubungi secara terpisah, Kasi PD Pontren Kemenag Tuban, Imam Bukori menjelaskan, kegiatan ini mengusung tema “Strategi dan Implementasi Mewujudkan Lingkungan Belajar yang Aman dan Nyaman bagi Santri”. Menurutnya, workshop ini diharapkan menjadi langkah awal memperkuat komitmen bersama dalam menciptakan pesantren yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan perlindungan anak.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Kemenag Tuban bersama Pemkab dan DPRD berkomitmen melanjutkan sinergi dalam pembinaan pesantren agar semakin adaptif terhadap isu-isu perlindungan anak, menuju pesantren yang ramah, aman, dan penuh kasih untuk para santri. (Lai)
Editor: Laidia Maryati



