Kepala Kemenag Tuban Umi Kulsum mengajarkan materi Sifat Jaiz Allah di hadapan puluhan anggota DWP Kemenag, Selasa siang (12/8/2025) di Gedung PLHUT. Tampak para anggota dan pengurus DWP (Dharma Wanita Persatuan) menyimak dengan seksama materi yang di sampaikan dari kitab Aqidatul Awwam. Sifat Jaiz Allah adalah sifat yang boleh ada atau tidak ada pada Allah SWT. Sifat ini menunjukkan kebebasan Allah untuk melakukan sesuatu atau meninggalkannya sesuai dengan kehendak-Nya.
Sifat jaiz ini berbeda dengan sifat wajib yang pasti dimiliki Allah, dan sifat mustahil yang tidak mungkin dimiliki Allah. Sifat jaiz Allah disebut juga dengan fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, yang artinya Allah boleh melakukan segala sesuatu yang mungkin atau meninggalkannya. Ini berarti Allah memiliki kebebasan mutlak untuk menciptakan atau tidak menciptakan sesuatu, mengatur alam semesta sesuai kehendak-Nya, dan lain sebagainya.
Beberapa contoh sifat jaiz Allah yang sering disebutkan adalah menciptakan atau tidak menciptakan sesuatu, Allah bebas untuk menciptakan alam semesta, manusia, dan makhluk lainnya, atau tidak menciptakannya. Contoh kedua memberi kekayaan atau kemiskinan, Allah bebas menjadikan seseorang kaya atau miskin sesuai kehendak-Nya. Kemudian contoh ketiga memberi kesehatan atau sakit, Allah bebas memberikan kesehatan atau penyakit kepada makhluk-Nya. Dan contoh ke empat mengutus rasul atau tidak, Allah bebas mengutus rasul kepada umat manusia atau tidak.
Mengimani sifat jaiz Allah merupakan bagian dari keimanan seorang muslim. Dengan meyakini sifat jaiz ini, seorang muslim mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah yang mutlak. Sifat jaiz juga mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah, dan manusia harus menerimanya dengan ikhlas.
Umi Kulsum juga menyampaikan tentang iman yang terbagi menjadi 3 yakni iman taqlid, imam tahqiq dan iman istidlal. Iman taqlid adalah keyakinan yang didasarkan pada ikut-ikutan atau kepercayaan pada apa yang dikatakan orang lain, tanpa pemahaman mendalam atau dalil yang jelas. Singkatnya, iman taqlid adalah iman yang hanya ikut-ikutan tanpa adanya pemahaman yang kuat dan mendasar.
iman tahqiq adalah iman yang mengikat makna terhadap sifat keesaan Allah, iman yang meyakini sangat terkait rukun iman. Dan iman istidlal adalah iman yang paling kuat yakni ketika diajak berdialog bisa menyampaikan dalil-dalilnya.
Selanjutnya adalah membahas tentang surah al baqarah ayat 11 membahas mengenai orang munafik. Orang munafik adalah orang yang paling susah di ketahui, mereka pintar berpura-pura. “Ketika orang munafik di omongi mereka berpura-pura didepan setuju namun dibelakang tidak, mereka membuat kerusakan dengan menjatuhkan mental dan membunuh karakter seseorang jika di contohkan di masa sekarang,” ujarnya. Sebagai informasi, sebelum dilakukan ngaji bareng telah dilaksanakan rapat pleno DWP. (Lai)
Editor : Laidia Maryati