Pemberangkatan jemaah haji kabupaten Tuban semakin dekat, rencananya hari Selasa tanggal 30 Mei 2023 untuk kloter 18 dan 19, serta hari Jumat tanggal 2 Juni untuk kloter 24 yang merupakan kloter gabungan.
Untuk itu Pemerintah daerah Kabupaten Tuban mengundang Kemenag dan stakeholder terkait untuk membahas finalisasi rapat Anggaran Hibah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kabupaten Tuban untuk pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji Kabupaten Tuban sebesar 750 juta rupiah. Rapat tersebut dilaksanakan di ruang pertemuan RA. Aryo Tejo, Kamis (25/5/2023).
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban, Ahmad Munir mengucapkan terimakasih kepada Bupati dan Pemda Tuban atas bantuan ini. “Normatifnya memang seperti rincian dalam nota dinas tersebut dan Kemenag menyesuaikan budget dari Pemda, Kemenag wajib tunduk kepada Pemkab selaku yang punya anggaran,” ujarnya.
Ia berharap kedepan hibah operasional ibadah haji kabupaten Tuban bisa di evaluasi besarannya. “Kami berharap kedepan perlu evaluasi dan penambahan, mungkin hal ini bisa dibahas bersama DPRD karena jumlah jemaah haji tiap tahun tidak sama namun besaran anggaran dari tahun ke tahun sama,” harapnya.
Menanggapi hal tersebut Asisten Pemerintahan Kabupaten Tuban,
Joko Sarwono mendukung usul Kakankemenag Tuban tersebut. “Kami berjanji akan menindak lanjuti dan kami sarankan agar
menghitungnya per individu supaya lebih rasional.
Masih di hari yang sama dan kesempatan dan waktu yang berbeda Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban juga memberikan arahan kepada Ketua Regu dan Ketua Rombongan Jemaah Haji Kabupaten Tuban di gedung PLHUT Kemenag Tuban.
Munir berpesan kepada seluruh Karu dan Karom untuk selalu melakukan koordinasi dengan Ketua Kloter dan Pembimbing Ibadah Haji.
“Ketua Regu dan Ketua Rombongan mempunyai tugas dan tanggungjawab yang cukup berat dalam pelaksanaan ibadah haji, sebagai perpanjangan tangan dari ketua kloter dalam memberikan pelayanan kepada tamu Allah SWT mulai dari pemberangkatan sampai tanah suci dan pulang lagi ke tanah air,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan wahana integritas antara petugas haji dan petugas kloter.
“Kegiatan ini penting karena ta’aruf atau pendekatan bagi para petugas haji, sebagai Karu dan Karom harus menguasai fungsi dan tugasnya, di mulai dari mengenal anggotanya,” pungkas Munir. (lai)
Editor: Laidia Maryati