Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Al-Wustho Bangilan Tuban, bekerja sama dengan KUA setempat kembali menyelenggarakan Bimbingan Manasik Haji Sepanjang Tahun di aula Majelis Taklim Al-Wustho, Minggu, (08/10/2022) dengan menghadirkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban, Ahmad Munir memberikan materi Menyingkap Rahasia Makna Manasik Haji.
“Materi ini untuk menyelami ritual haji menuju makna sesungguhnya, karena, haji, dalam pemahamannya bukan sekadar ritual wisata yang hampa makna,” ujarnya.
Menurutnya, esensi ritual ibadah haji adalah evolusi eksistensial manusia menuju Allah yang merupakan drama simbolik dari falsafah penciptaan anak cucu Adam.
“Simbol-simbol dalam ritual haji antara lain
Miqat (simbol pelepasan diri dari sifat egoisme), Ihram (simbol kesucian dan kesetaraan), Ka’bah (simbol ketetapan dan keabadian Allah),” jelas pria penyabar ini.
Ia melanjutkan, Hajar Aswad adalah simbol sumpah setia, Maqam Ibrahim adalah simbol realitas sejarah, Sa’i adalah simbol optimisme hidup. Kemudian Arafah adalah simbol ilmu pengetahuan dan kearifan, Muzdalifah adalah simbol kesadaran dan instuisi, Mina adalah simbol cinta dan kesyahidan, melempar jumrah adalah simbol jihad terhadap trinitas kabiisme, tahallul adalah simbol syukur manusia dan kurban adalah simbol kepasrahan mutlak dan peleburan sifat hayawaniyah.
Dihadapan 100 orang jemaah haji, pria melek IT ini melanjutkan ada lima hal yang dapat menyebabkan tegaknya ritual manasik haji, pertama
hadirnya hati ketika melakukan ibadah, kedua, memahami apa yang dilakukan,
memuliakan amalan manasik yang dikerjakan, optimisme terhadap peribadatannya dan kelima komitmen dan serius dalam menjalankan ibadah serta malu jika tidak melaksanakannya dengan baik.
Ia berpesan kepada seluruh jemaah, sebelum berangkat ke tanah suci jemaah haji harus tetap menjaga fisik dan tetap sehat, karena ibadah haji diperlukan fisik yang sehat. Disamping itu kesiapan mental, karena kondisi di tanah suci berbeda dengan di tanah air.
Selanjutnya dipersiapkan bekal materi keuangan, baik untuk bekal dirinya juga keluarga yang ditinggal dan penguasaan materi manasik haji, tahu dan faham syarat, rukun dan larangan haji sesuai tuntunan syar’i. “Sehingga berangkat haji menjadi jemaah mandiri, tidak bergantung dengan orang lain atau pembimbing,” ujar Munir.
Ketua KBIHU Al-Wustho, Chilmiyati
ditemui usai acara mengatakan sangat termotivasi dengan apa yang disampaikan Kakankemenag Tuban. “Alhamdulillah ini kali kedua kami mengundang beliau untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada jemaah haji Al-Wustho dan tampak jemaah sangat antusias menyimak penjelasan bapak Kakankemenag,” ujarnya.
Pensiunan Analis Kepegawaian Kemenag Tuban ini sangat mendukung penuh upaya yang dilakukan bersama KUA dan Kemenag. “Semoga kegiatan ini bisa menambah pengetahuan dan melayani bimbingan manasik kepada jemaah haji yang sudah memiliki nomor porsi, sehingga bisa terus mendapatkan pengetahuan ilmu manasik,” pungkasnya. (lai)
Editor: Laidia Maryati