Hal itu dikatakan oleh Kasi Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Tuban, Ulfa Hayati Muzayanah, saat memberikan kuliah tujuh menit setelah salat Zuhur berjamaah di musala Al-Ikhlas Kemenag Tuban, Kamis, (29/04/2022). “Bulan Ramadhan ini ibarat workshop dalam rangka menempa diri untuk menjadi insan kamil,” katanya.

Mengawali kultum wanita asal Plumpang ini melantunkan QS. Ali Imron Ayat 133 dan 134. Dalam ayat tersebut memerintahkan untuk bersegera meminta ampun kepada Allah dan mendapatkan surga-Nya
yang disediakan bagi orang muttaqin.
“Orang yang bisa menggapainya mempunyai ciri-ciri yang dijelaskan pada ayat 134, yakni mau menginfakkan sebagian hartanya baik diwaktu lapang maupun sempit, mampu menahan amarah dan suka memaafkan kesalahan orang lain,” sambungnya.

Ia menambahkan ketika seseorang sudah melaksanakan 3 hal tersebut, maka ia akan terbiasa berbuat kebajikan.

Suatu ketika Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat tentang harta yang dicintai, apakah hartanya sendiri atau harta warisan. Para sahabat serentak menjawab harta sendiri.
Kemudian Rasulullah SAW melurusan bahwa harta yang harus dipilih dan disukai adalah harta warisan yakni harta yang sudah kita berikan atau infakkan. “Menahan amarah dan memaafkan itu tidak mudah,” lanjutnya di hadapan ASN Induk.

Sebab hal ini pernah di alami Rasulullah ketika Hamzah tewas di medan perang dengan keadaan terbelah dadanya dan hatinya dikunyah oleh Hindun. Kemudian rasul mengatakan saya nanti akan membalas dengan membunuh 30 orang kafir. Dendam Rasulullah itu lalu ditegur oleh Allah dan diabadikan dalam QS. An Nahl ayat 126, bahwa membalas itu harus sama dan bersabar adalah yang lebih baik. Juga pada QS Asyuro ayat 40, bahwa balasan itu sesuai yang dilakukan tapi memafkan itu lebih baik.

Memaafkan itu sangat berat karena persoalan hati. Imam Ghozali pernah menyampaikan bahwa hati adalah raja.
Hati adalah unsur yang utama yang bisa mengerakkan untuk berbuat baik atau berbuat jelek. “Makanya puasa Ramadhan ini jangan sampai disia-siakan, mari kita tazkiyah hati kita dan bukan hanya harta kita,” pesannya. Mantan Pengawas Prestasi ini melanjutkan, menjalankan 3 hal tersebut tidak mudah tapi bukan berarti kita tidak bisa. “Bisa, asalkan kita mau berusaha,” timpalnya

Terakhir, ia berharap semoga dalam idul fitri nanti betul-betul menjadi fitri seperti ulat yang berubah jadi kepompong, lalu jadi kupu-kupu yang indah. “Dan semoga kita semua mampu berpredikat muttaqin yang selalu mengutamakan kebajikan,” pungkasnya. (Mshr)

Editor : Laidia Maryati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *