Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban, Ahmad Munir, di dampingi para Kasi memberikan santunan kepada anak yatim dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw, Rabu (02/03/2021), di Yayasan Futuhiyah Sugiharjo Tuban. Pria asal kota Ledre ini menyatakan kegembiraannya bisa berbagi dengan anak yatim.
“Dalam momen ini ingin mengajarkan dan mengajak anak yatim untuk membangun kecintaannya kepada Rasulullah SAW,” ujarnya.
Ia melanjutkan walaupun nilainya tidak seberapa tapi insya Allah bisa membantu mereka. “Kita doakan mudah-mudahan anak-anak yang jiwanya masih bersih, yang kebetulan mereka juga merasa telah ditinggal ayahnya, semoga menjadi anak yang berbakti pada orang tuanya,” lanjut Munir.
Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kepada setiap ummatnya untuk peduli dan mengurus, serta tidak menghardik anak yatim. “Beliau memberikan contoh, ummatnya harus menyantuni anak yatim, harus mengurus anak yatim, bahkan di dalam Al-Qur’an dikatakan adapun kepada anak yatim, jangan sampai kamu menghardiknya,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu pria low profil ini berpesan kepada yang hadir untuk memperkuat peran Penyuluh dan Majelis Taklim dalam menyongsong era tehnologi.
“Dengan Isra’ Mi’raj kali ini umat Islam harus mempunyai wawasan yang jauh, termasuk wawasan tehnologi,” sambungnya.
Ia menyebutkan tahun 2022 adalah tahun toleransi. “Moderasi Beragama selalu digemakan, menjadikan ajaran Islam yang moderat, tidak condong ke kanan dan ke kiri, adil dan berimbang, bagaimana memberikan peran kepada masyarakat, Penyuluh sebagai orang terdepan, membawa ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat,” ulasnya.
Mantan KakanKemenag kota Madiun ini juga mengingatkan tentang isu yang tengah berkembang di masyarakat mengenai suara adzan dengan gonggongan anjing. “Pak Menag tidak pernah membandingkan suara agama dengan suara anjing,” tegasnya. Maka Penyuluh berkewajiban menyampaikan kepada masyarakat, jangan sampai ada yang ingin memecah belah sehingga di pelintir informasi tersebut. “Menag hanya memisalkan dan penggunaan suara speaker yang diatur,” tandasnya.
Acara yang digawangi oleh seksi Bimas Islam ini dihadiri oleh Penyuluh Agama Islam, Ketua BKMT kecamatan, Ketua Majelis Taklim kecamatan dan 10 yatim di lingkungan sekitar. Giat ini mengusung tema “Dengan Semangat Isra’ Mi’raj Kita Perkuat Peran Penyuluh Agama Islam dan Majelis Taklim untuk Mewujudkan Ukhuwah Islamiyah, Basyariyah dan Wathoniyah dalam Rangka Memperteguh Semangat Beragama dan Berbangsa”.
Menurut Kasi Bimas Islam, Mashari menjelaskan dipilih tema tersebut karena tahun ini tahun moderasi beragama. Di mana ada tiga hal yang diangkat, yaitu pertama
Ukhuwah Islamiyah (mampu menciptakan persaudaraan antar umat Islam dan masyarakat yang ideal), kedua Ukhuwah Basyariyah (ukhuwah antar sesama manusia tidak hanya umat Islam tapi sesama manusia) dan yang ketiga adalah Ukhuwah Wathoniyah (ukhuwah sebangsa setanah air, berbeda ras, agama dan suku bangsa). “Hal ini sesuai dengan tujuan giat ini yaitu menambah iman dan taqwa kepada Allah SWT, memperoleh nilai ritual, nilai sosial dan mampu membangun rasa persaudaraan dalam berbangsa dan bernegara,” jelasnya.
Acara tetap mengedepankan protokol kesehatan dan tidak lupa diisi materi hikmah Isra’ Mi’raj dengan penceramah KH. Shodiqin dari Soko yang membahas tentang
kesenangan dan ketenangan dalam sholat. (lai/irn)
Editor: Laidia Maryati