Seksi Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Tuban mengadakan kegiatan Pembinaan dan Evaluasi Biaya Operasinal (BOP) Kantor Urusan Agama (KUA), Senin, (20/12/2021), di hotel Mahkota Tuban. Kegiatan ini dihadiri Kepala Kantor Kemenag Tuban, Kasi Bimas, Pemateri dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dan diikuti oleh 80 peserta, terdiri dari
Perencana, Pranata Humas, Koordinator Umum, Kepala KUA, Penghulu, Operator dan Bendahara Pembantu BOP pada KUA se-kabupaten Tuban.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban, Sahid, mengingatkan untuk selalu mengikuti prokes disetiap acara, terutama dengan adanya varian baru. Terkait dengan perencanaan, menurut Kakankemenag, sesuatu harus direncanakan biar terencana dengan baik, tersistem dan terstruktur dengan baik, tak terkecuali BOP KUA.

“Perencanaan dibuat berdasarkan data sebelumnya, pasti ada TOR dan RAB, setelah ada dana turun kegiatan baru bisa dilaksanakan,” ujarnya. Menurutnya seksi Bimas Islam termasuk dipanya yang paling banyak, dibanding seksi lain. “Kalau tidak dilaksanakan ya harus dikembalikan ke kas negara, setelahnya pasti ada laporan, lalu dievaluasi dan diberikan kesimpulan,” paparnya.

Pria asal kota Pudak ini juga menyinggung KUA mempunyai tugas yang luar biasa dan termaktub dalam salah satu program Kemenag, yakni revitalisasi KUA. “Jika KUA bagus insyaallah pelayanan yang lain juga bagus, dan ini perlukan inovasi,” lanjutnya. Ia mengapresiasi salah satu KUA di Tuban yang memberikan bibit tanaman kepada pengantin yang sudah melaksanakan akad nikah. “Harus ada kemauan dan kemampuan untuk melakukan inovasi,” imbuhnya. Selain hal diatas pria humoris ini juga mengapresiasi giat Manasik Mandiri yang sudah diterapkan di beberapa kecamatan di kabupaten Tuban. “Alhamdulillah mendapatkan antusias dan respon yang luar biasa dari masyarakat,” ujarnya.

Kasi Bimas Islam Kemenag Tuban, Mashari, menjelaskan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah ingin mewujudkan BOP KUA yang profesional sesuai regulasi yang ada. “Kepala KUA mampu memahami teknis pencairan BOP dan nanti bisa bertanya sedetail mungkin kepada narasumber dari Perencana Kanwil Kemenag Jatim, tentang permasalahan atau kendala yang terjadi dalam BOP KUA,” ujarnya.

Kegiatan Pembinaan ini juga diharapkan dapat meningkatan SDM pengelola BOP KUA. “Dalam Pelaporan dapat dipertanggungjawabkan, tepat jumlah, tepat sasaran dan tertib,” tuturnya. Ia berharap dengan giat ini dapat terwujud pengelolaan anggaran operasional KUA yang disiplin dan tertib, jumlah sesuai dengan usulan kebutuhan KUA. “Selain itu, evaluasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan BOP KUA yang efektif dan efisien,” imbuhnya.

Sementara itu, Perencana Kanwil Kemenag Jatim, Wahyu Kustini,
mengupas tuntas seputar problema BOP KUA, Jaspro dan sharing seputar anggaran. “Program Kemenag mengenai Revitalisasi dan Digitalisasi KUA harus didukung, dan ini masih berdasarkan PMA, sehingga KUA harus mencari anggaran sendiri, dan ini digandengkan dengan dana PNBPNR (Penerimaan Negara Bukan Pajak Nikah Rujuk),” jelasnya.

Wanita yang akrab disapa Titin ini juga menjelaskan tentang Evaluasi Pelaporan BOP dengan Pengambilan belanja yang tidak pas agar disesuaikan dengan kebutuhan real, keseragaman format pelaporan, dan penggunaan akun belanja yang tepat. “Pelaporan juga harus sesuai dengan petunjuk pelaksanaan Pengelolaan Biaya Operasional KUA,” pungkasnya. (lai/irn)

Editor: Laidia Maryati

Pembinaan dan Evaluasi Pengelolaan BOP pada KUA, oleh Kakankemenag Tuban