Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Rengel mengumpulkan seluruh Penyuluh Agama Islam kecamatan Rengel untuk evaluasi dan susun program aplikatif panduan kegiatan tahun mendatang. Acara itu dilaksanakan di aula KUA, Selasa, (07/12/2021), yang dihadiri oleh seluruh Penyuluh, Kepala KUA, Penghulu dan seluruh Staff.
Mengawali sambutanya, Kepala KUA Rengel, Kasdikin, menyampaikan, acara ini dimaksudkan agar bisa mengevaluasi seluruh program yang lalu dan bisa dielaborasi serta diaplikasikan untuk program mendatang. “Karena tahun-tahun kedepan adalah penuh tantangan yang lebih berat dan rumit, oleh karena itu perlu disiapkan hari ini untuk menjawab tantangan masa depan,” ujarnya.
Selain itu ia mengatakan Penyuluh Agama adalah pendidik yang memberikan pencerahan keagamaan pada umat yang tidak dibatasi oleh waktu dan ruang. Prinsip dasar Penyuluh Agama sebagai salah satu bentuk pendidikan adalah upaya alih informasi dan pengetahuan, alih metode dan alih nilai dengan sasaran yang sangat luas. Karena yang menjadi objeknya adalah masyarakat yang kemampuan nalar, usia, latar belakang budaya, kondisi ekonomi dan pandangan politik yang beraneka ragam.
Tugas penyuluh agama itu sendiri bukan sekedar melakukan pendidikan agama pada umat semata, tetapi juga melakukan penyuluhan bidang sosial dan pembangunan. Ada dua pengetian tentang penyuluhan pembangunan. Pertama, memberikan penerangan tentang program-program pemerintah melalui bahasa agama guna meningkatkan peran serta umat dalam melaksanakan pembangunan. Kedua, pengembangan umat dalam upaya pemberdayaan kehidupan dan penghidupannya agar lebih maju dan mandiri.
Tugas yang demikian penting dengan ruang lingkup yang sangat luas, tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh pemerintah. Oleh karena itu keterlibatan umat mutlak diperlukan karena penyuluhan agama dihadapkan kepada berbagai tantangan baru. Tantangan tersebut bukan saja semakin banyak ragamnya dan luas spektrumnya tetapi juga semakin rumit. Karena tantangan tersebut menyangkut semua aspek kehidupan manusia secara langsung. Untuk itu Penyuluh Agama diharapkan mampu dan memahami secara tepat macam, sifat, watak dan dampak yang akan ditimbulkan oleh tantangan ini.
Artinya, Penyuluh Agama Islam harus mampu mengidentifikasi tantangan yang dihadapinya. Dengan demikian Penyuluh Agama senantiasa dituntut untuk mengasah kemampuan intelektualnya sehingga tidak canggung dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.
Dalam tiap-tiap masalah yang timbul, Penyuluh Agama harus mampu untuk mengidentifikasi masalah tersebut guna mendeskripsikan, menjelaskan, mengevaluasi, mengambil sikap dan selanjutnya berargumentasi yang kuat dalam menjawab tantangan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Dari uraian diatas, dapat kita rasakan bahwa betapa beratnya tugas seorang Penyuluh Agama. Tugas yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu serta periode tertentu. Tugas yang berat ini hendaknya Penyuluh Agama membekali diri dengan pengetahuan yang memadai. Selalu mengasah kemampuan intelektualnya dalam tiap-tiap kesempatan. Tentu saja harus bersikap sebagaimana layaknya seorang intelektual sejati.
Menjawab tantangan yang disampaikan oleh Kepala KUA, Koordinator Penyuluh Agama Honorer (PAH), Asrofi, menyampakan bahwa pihaknya telah menyiapkan program gerakan yang aplikatif sesuai dengan yang diharapkan oleh kepala yaitu dengan mengoptimalkan “Gerakan Penyuluh Siaga” (GPS). “Gerakan ini dimaksudkan untuk menjawab tantangan kondisi yang perlu dihadapi oleh masyarakat, baik persoalan keagamaan, social maupun kreatifitas remaja,” jelasnya.
Secara terpisah Kiai Roghib, yang biasa dipanggil Gus Roghib ini menambahkan kami juga siap dan selalu hadir jika masyarakat membutuhkan penyuluhan-penyuluhan khusus misalnya berkaitan dengan urusan keluarga, pemahaman tentang ritual aqiqoh dan lain-lain sebagaimana yang biasa dilakukan untuk hadir dipelosok gunung hanya sekedar memahamkan persoalan itu yang memang mereka belum faham.
Selain itu Edi Suprayogi, Penyuluh berusia muda ini juga menyampaikan bahwa dirinya sering memberikan pendampingan bagi para remaja yang berkebutuhan khusus, misalnya orang gila, anak-anak pank, dll. “Beberapa hari yang lalu disamping memberikan penyuluhan kita juga akan memberikan pendampingan bagi remaja-remaja yang berkebutuhan khusus itu,” katanya. Oleh karena itu ia menyambut baik tantangan Kepala KUA agar segera membuat program yang aplikatif.
“Pada prinsipnya kami siap melaksanakan tantangan itu karena itu memang tanggungjawab kita bersama,” tambah kiyai Fathoni, yang diamini oleh Gus Muis, Bu Zulaikhah dan Kiai Ali Mahfud. “Pada prinsipnya kami sambut dengan baik, semua tertantang untuk itu, karena semua itu untuk kebaikan masa depan keberagamaan dan social bagi semua,” kata Ustadz Sunari. (Asrofi)
Editor: Laidia Maryati