Psychologi komunikasi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan manasik haji. Hal itu disampaikan Dr. dr. Hj. Siti Nur Asiyah, M.Ag, dalam acara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Angkatan III, yang diikuti 100 orang ASN Kemenag se Jatim, Ahad petang (13/12/2020), di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

Dekan Fakultas Psychologi Uinsa Surabaya ini menegaskan komunikasi yang efektif sangat pentingi terkait dengan bagaimana para pembimbing manasik ini mampu untuk mengelola dirinya sendiri, mengelola pesan yang disampaikan, mengelola komunikannya, memilih media yang tepat untuk mendapatkan feedback yang terbaik sesuai dengan tujuan komunikasi.

“Yang menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan adalah pahamnya jemaah akan manasik, Pembimbing harus mampu mengemas dan mendesain untuk mencapai keberhasilan pemahaman jemaah dalam manasik haji,” ujarnya.

Menurut wanita yang juga ketua BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim) Jawa Timur ini ada rukun komunikasi yang harus dipenuhi yakni ada komunikator, komunikan, media, pesan dan feedback.
Komunikator sebagai penyampai pesan. Apa yang harus dilakukan komunikator, harus ada kedekatan dengan komunikan, diantaranya
memiliki latar belakang yang sama, budaya dan gender yang sama,
memiliki kredibilitas dan otoritas menyampaikan materi.

Komunikan adalah penerima pesan. Syarat komunikan sebagai faktor penyebab keberhasilan komunikasi. Yang patut diperhatikan ialah kerangka pengetahuan dan lingkup pengalaman. Kemudian pesan yang disampaikan akan tepat dan mengenai sasaran bila memenuhi syarat sebagai berikut, diantaranya
pesan harus direncanakan dengan baik. Lalu pemilihan media yang pas, seperti media visual, audio, audiovisual, tulis, gambar, lesan, langsung dan tidak langsung serta media apa yang paling cocok untuk jemaah. Yang terakhir Feed back atau umpan balik yang ditimbulkan dalam proses komunikasi memberikan gambaran kepada komunikator tentang hasil komunikasi yang dilakukannya.

“Model komunikasi apa yang pas untuk Pembimbing Manasik, ini juga harus dipahami,” timpalnya.
Menurut dokter yang pernah hits sebagai da’i cilik keberadaan
KBIH itu bukan kompetitor Pembimbing dari Kemenag, tetapi KBIH adalah mitra Kemenag.
“Harus ada komunikasi yang intens untuk bersama membicarakan bagaimana langkah-langkah untuk memahamkan jemaah, kalau perlu meminta saran dan pertimbangan,” kata ia.

Giat ini atas kerjasama antara Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi Jawa Timur dengan Uinsa Surabaya yang dalam hal ini Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Karena penyebaran covid masih tinggi panitia menerapkan protokol kesehatan sangat ketat. Semua peserta wajib membawa surat swab negatif, menjaga jarak, tidak bersalaman, tidak berfoto bersama, memakai masker dan rajin cuci tangan. Selama kegiatan peserta dilarang keluar asrama. Kalau giat Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji angkatan 1 dan 2 satu kelas, untuk angkatan 3 di bagi menjadi dua kelas. (lai/irn)

Editor: Laidia Maryati

Pentingnya Psychologi Komunikasi untuk Pembimbing Manasik Haji, oleh Dr. dr. Hj. Siti Nur Asiyah, M.Ag

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *