Dunia kependidikan dan kepesantrenan menjadi isu krusial ditengah pandemi Covid-19 ini. Pemerintah dihadapkan pada pilihan-pilihan yang tidak mudah. Seperti membuka madrasah dan pesantren tentu ada potensi penularan virus Corona. Keselamatan anak didik, guru, dan tenaga kependidikan menjadi taruhan. Sementara sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) dinilai tak efektif. Bahkan, ada anak-anak sekolah yang kesulitan mengikutinya karena tak memiliki perangkat dan membeli kuota internet.
Untuk itu Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Sinergitas
Pengelolaan Isu Publik Kewilayahan Provinsi Jawa Timur untuk Wilayah II (Bakorwil Bojonegoro) dengan tema “Pengelolaan Isu Kependidikan dan Kepesantrenan Selama Pandemi Covid-19” yang dilaksanakan Kamis s/d Jumat, 24 s/d 25 September 2020, di Hotel Horison Yusro, Jombang.
Kepala biro Humas dan protokol, Agung Subagyo saat membuka acara mengatakan isu problematika Covid 19 sangat menyita pikiran, tenaga biaya dan nyawa.
“Sendi disektor pendidikan utamanya pesantren Di Jatim ada sekitar 8 ribu pesantren. Ibu gubernur sangat peduli dan berpesan jika kembali ke pondok harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Namun demikian tetap ada beberapa pesantren yang terpapar,” ujarnya.
Salah satu narasumber, Praktisi Komunikasi Massa, Zahrul Azhar (Gus Hans), wakil Rektor Unipdu Jombang mengatakan, musibah Corona adalah musibah bersama.
“Cara terbaik ketika ingin memuliakan Allah adalah dengan memuliakan manusia. Corona memang mencekam, tapi tidak sebanding dengan nikmat yang telah Allah berikan. Perbanyak dzikir, yakinlah Allah bersama kita. Sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Kita ikuti anjuran Pemerintah, yakinlah mereka berbuat yang terbaik untuk masyarakat,” terang Master Kesehatan ini.
Beliau berpesan agar humas satu visi menanggapi hal ini. Tugas Humas adalah menenangkan massa, meyakinkan pada publik bahwa Corona itu ada bukan sekedar teori konspirasi.
“Ada tiga pintu masuk covid di pesantren yaitu bisa jadi santri masuk tanpa screening, Kiai/keluarga aktif di luar, orang luar masuk ke pesantren. Ikhtiar melindungi santri dan kiai diantaranya lakukan screening, batasi aktivitas di luar, pola hidup sehat, patuhi protokol kesehatan, jika ada dugaan kasus segera lapor ke dokter, banyak berdoa, papar putra KH. M. As’ad Umar, pemimpin dan pengasuh PPDU Jombang.
Hadir dalam giat ini perwakilan instansi dari Bakorwil Bojonegoro, Kasubag Humas Kanwil Kemenag Jatim, Abdul Rofik, tak lupa Kabupaten Tuban, yang dihadiri oleh Plt. Dinas Komunikasi dan Informatika, Rohman Ubaid,
Pranata Humas Kemenag Tuban, Laidia Maryati, dari Dinas Pendidikan dan Perguruan Tinggi Swasta.
Ditemui usai acara, Rohman Ubaid mengatakan isu publik bisa bersumber dari Pemerintah dan bisa bersumber dari masyarakat itu sendiri.
“Yang terpenting bagaimana mengelola isu itu, menjadi sesuatu yang yang baik, yang positif kalau dibaca orang. Utamanya isu-isu liar yang beredar di masyarakat terkait dengan kesalahpahaman informasi, sehingga ada komentar-komentar miring. Tugas humas mengelola isi yang liar itu jadi suatu berita yang faktual dan positif,” pungkasnya. (lai)