Dalam rangkaian Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Muslim Indonesia biasanya melakukan tradisi Halal Bihalal sebagai ajang komunal dalam bersilaturahim. Tradisi yang menurut catatan sejarah dicetuskan K.H. Wahab Chasbullah, seorang ulama besar Nahdlatul Ulama, ini telah dilaksanakan secara istikamah dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Tradisi mulia ini dimaksudkan untuk merekatkan hubungan, mencairkan suasana, merajut kebersamaan, dan melepaskan berbagai konflik, mulai konflik politik, sosial, bahkan hingga konflik pribadi. Intinya, silaturahim dan keharmonisan sosial menjadi tujuan utama dari Halal Bihalal ini.
Meski dalam situasi masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19), semangat berhalal bi
tetap demikian besar. Di
jajaran pengurus Badan Kontak Majlis Ta’lim (BKMT) Jawa Timur telah dimulai kegiatan Halal Bihalal secara virtual persis di hari Kamis, 04 Juni 2020, yang berlangsung mulai pukul 09.00 s/d 10.30 WIB.
Ketua BKMT wilayah provinsi Jawa Timur, Dr. dr. Asiyah dalam sambutannya memohon maaf
kepada semua pengurus.
“Atas nama pimpinan dan pribadi saya memohon maaf terhadap semua khilaf, baik sikap maupun tutur kata, baik yang disengaja maupun tidak,” ujarnya.
Perempuan yang juga Dekan di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya ini menitipkan pesan kepada seluruh pengurus untuk tetap bisa menjadi pengayom masyarakat dan peredam masyarakat.
“Kegiatan majlis ta’lim tetap dilaksanakan tetapi disesuaikan dengan kondisi saat ini. Pertemuan bisa dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Ini artinya, substansi program kegiatan tetap kita laksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan, menjaga jarak (physical distancing), serta menghindari kerumunan dan bersentuhan,” ujarnya
Acara ini diawali dengan pembacaan Asmaul Husna oleh ibu nyai Salamah dan diisi tausiyah oleh Dr.Nanik Nurhayati, M.Pd. setelahnya di berikan waktu kepada masing-masing perwakilan dari daerah untuk menyampaikan permohonan maaf.
Sementara itu Ketua BKMT Kabupaten Tuban, Umi Kulsum, S. Ah, M.Pd.I, yang juga mengikuti acara ini bersama beberapa pengurus BKMT usai acara menjelaskan makna silaturahmi.
“Silaturahim yang terdiri atas kata shilat (menyambung) dan al-rahim (kasih sayang), menunjukkan betapa manusia diminta untuk benar-benar kembali ke jati dirinya, membangun relasi sosial yang positif karena ia tidak bisa hidup secara sendiri.
Sehebat apapun seseorang, ia tidak mampu mengerjakan segala sesuatunya dengan kesendiriannya. Oleh karenanya, membangun hubungan harmonis antar sesama merupakan sebuah keniscayaan,” pungkas wanita yang juga Kasi PHU Kemenag Tuban ini.
Ia juga berharap semoga badai corona segera berlalu sehingga kegiatan bisa dilaksanakan secara normal seperti biasa.
“Karena masih banyak program yang perlu dilaksanakan bersama, yang saat ini tersendat karena adanya pandemi Covid-19 termasuk tentang PMA Pendirian Majelis Taklim,” pungkasnya. (lai)